
Dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraan, masyarakat Giligenting, mengajukan pembangunan layanan listrik melalui KBL (Kabel Bawah Laut) tersambung dari Pulau Giligenting ke Daratan Tanjung kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Usulan warga Masyarakat Giligenting itu, (secara formal) terungkap dalam acara Dialog Publik (Senin, 19 September 2011) bertema ”Solusi Listrik melalui KBL dari daratan Sumenep ke Pulau Giligenting” yang diselenggarakan Ormas Forum Giligenting bersama Yayasan Ario Danurwendo.
Dialog Publik yang berlangsung setengah hari, dengan bertempat di kantor Camat Giligenting itu, dibuka oleh Wakil Bupati Sumenep, yang dalam hal ini diwakilkan kepada Camat Giligenting Ishak Iskandar.
Dalam kata sambutannya, Ishak Iskandar mengatakan insya-Allah dalam waktu dekat (2012-red) akan terlaksana penyambungan Kabel Bawah Laut (KBL) dari daratan Sumenep ke Pulau Giligenting.
"Lampu hijau, itu terbukti dari adanya survey yang dilaksanakan PLN Sumenep dan PLN Pamekasan sebelumnya," kata Ishak Iskandar.
Bukan itu saja, kata Camat Giligenting itu, Pak Bupati juga tidak main-main sejak awal juga telah memperjuangkan adanya KBL Giligenting. "Hanya saja tidak bilang-bilang kepada masyarakat Giligenting," ungkapnya.
Pada setiap kesempatan, Kata Ishak Iskandar, Pak Bupati Sumenep (Kyai Busyro) selalu mengakomodir apsirasi masyarakat (termasuk aspirasi KBL). "Ini langkah awal yang baik untuk warga masyarakat Kecamatan Giligenting," lanjutnya.
Kepala PLN Unit Sumenep, Alfian yang juga hadir dalam Dialog KBL itu mengatakan, KBL Giligenting saat ini telah menjadi program PT PLN (Persero) Jakarta. "Dimana Giligenting termasuk dalam daftar Kepulauan yang direncanakan mendapat aliran listrik melalui KBL," kata Alfian.
Menurut Alfian KBL Giligenting direncanakan terealisasi tahun 2012. "Meski demikian berkenaan dengan bulan berapa, realisasi KBL itu merupakan kewenangan manajemen PT PLN Pusat," ungkapnya.
Soal anggaran KBL itu sendiri, kata Alfian akan bersumber dari PT PLN Pusat. "Dengan demikian sumber anggaran KBL Giligenting (kemungkinan besar) dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara)," ungkapnya.
Sebelumnya, kepada Tim Panitia Dialog KBL Giligenting, Wakil Bupati Sumenep Sungkono Siddik mengatakan pihaknya mendukung penuh aspirasi warga masyarakat Giligenting yang membutuhkan layanan listrik 24 jam dengan melaliui KBL.
”Pada prinsipnya kita mendukung apa yang menjadi aspirasi warga masyarakat Giligenting, yang sejak lama bertekad agar di Giligenting dibangun layanan listrik KBL, tersambung dari daratan Sumenep ke Kecamatan Giligenting,” ujarnya.
Menurut Wabup, usulan itu akan menjadi usulan pemerintah Kabupaten Sumenep kepada Pemerintah Pusat. ”Dan pemerintah pusat nantinya yang akan meneruskan aspirasi itu ke PT PLN (Persero),” katanya.
Sementara itu, Dewan Pengarah Dialog KBL Giligenting, Saiful Anam, mengatakan, penyelenggaraan Dialog Publik itu, tidak lain sebagai upaya memformalkan aspirasi KBL Giligenting yang selama ini hanya menjadi wacana saja.
”Dialog Publik adalah forum formal, sehingga aspirasi KBL Giligenting kini bisa menjadi atau bisa dijadikan landasan bagi pemerintah, apakah Pemerintah Kabupaten Sumenep atau Pemerintah Pusat di Jakarta atau bahkan menjadi bagian dari program KBL yang katanya saat ini tengah berproses di PT PLN (Persero) yang berkantor di Jakarta,” ungkapnya.
Dikatakan, dari salah satu kesimpulan Dialog Publik ini, disebutkan bahwa KBL Giligenting itu merupakan kebutuhan masyarakat, sehingga hal ini akan mendukung penuh program PLN Jakarta. ”Artinya, program KBL itu tidak semata-mata menjadi agenda PLN Jakarta tetapi seiring itu menjadi kebutuhan warga masyarakat Giligenting,” katanya.
Menurut Saiful, yang juga Wakil Ketua Yayasan Ario Danurwendo itu, ”Sejumlah Kesimpulan Dialog Publik akan direkomendasikan salah satunya kepada PLN Jakarta, sehingga bisa dijadikan bahan acuan ketika PLN Jakarta mengajukan usulan KBLGiligenting apakah kepada Kementerian ESDM ataupun saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI,” tambahnya.
Ketua Panitia Dialog Publik, Sancaka Sudaswito, menambahkan, dasar pemikiran perlunya pembangunan layanan listrik melalui KBL ke Giligenting dikarenakan layanan listrik yang tersedia oleh PT PLN Ranting Giligenting saat ini, sudah tidak memadai lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
”Permintaan pelanggan (pasang baru) tentu akan terus bertambah setiap harinya, tetapi PLN Giligenting tentu hati-hati, jangan sampai kapasitas mesin diesel yang ada saat ini malah kelebihan kapasitas, yang bisa berakibat fatal, tidak bisa melayani masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu lanjut Sancaka, layanan listrik PLN Giligenting selama ini hanya menyala malam hari atau belum 24 jam, sehingga tidak dapat mendukung aktifitas usaha (ekonomi). ”Misalnya adanya industri rumahan (home industry) apakah bikin Es atau macam-macam kerajinan rumah tangga lainnya yang tentu membutuhkan energi listrik yang tidak sedikit,” tuturnya.
Dengan KBL Giligenting, kata Sancaka yang juga Ketua Forum Giligenting, kehidupan warga masyarakat Giligenting akan sama dengan kehidupan masyarakat luar Giligenting seperti Sumenep atau bahkan Jakarta. ”Sebab selama ini warga Giligenting terkenal pekerja keras, sehingga bisa jadi aktifitas usaha yang ada di perantauan seperti di Jakarta akan terbawa atau dilakukan di Giligenting. Kalau ini terjadi maka bukan tidak mungkin warga ini akan menekan laju urbanisasi warga Giligenting ke Jakarta (misalnya),” ujarnya.
Selain itu, kata Sancaka, kalau kegiatan ekonomi masyarakat meningkat setelah adanya layanan KBL maka, bukan tidak mungkin akan mendorong laju PAD (Pendapatan Asli Daerah Sumenep). ”Untuk itu kami berharap seluruh pihak terkait terutama Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk menindaklanjuti aspirasi pembangunan KBL Giligenting,” harapnya.
0 komentar:
Post a Comment