Siapa yang tak kenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional. Semua masyarakat Indonesia yang sudah mengenyam bangku sekolah tentu mengenalnya. Apalagi setiap tanggal 2 Mei, selalu diadakan Upacara untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional. Tentu pada waktu itu sebagian perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara kembali dibacakan dan sekedar untuk mengingatkan saja.
“Ing Ngarsa Sun Tuladha; Ing Madya Mbangun Karsa; Tut Wuri Handayani”, merupakan salah satu ajaran Ki Hajar Dewantara yang begitu popular. Kita mungkin ingat makna dari ungkapan Bapak Pendidikan Nasional tersebut, yakni guru itu harus bisa menempatkan diri di setiap posisi dengan baik. Di depan, sewaktu memimpin (Ing Ngarsa Sun Tuladha), mereka harus memberikan suri tauladan yang baik. Ketika di tengah-tengah (Ing Madya Mbangun Karsa) dia harus bisa menggugah semangat anak didiknya, dan ketika di belakang/mengikuti (Tut Wuri Handayani) dia harus menjadi motivator/pendorong semangat anak didiknya.
Filosofi tersebut seolah menjadi trilogi kepemimpinan dari Ki Hajar Dewantara. Semua pihak, tidak hanya guru menerapkan trilogi kepemimpinan tersebut. Bahkan, di tentara pun demikian halnya.
Namun demikian, ada lagi ajaran dari Ki Hajar Dewantara yang publik banyak tidak mengetahuinya. Ki Hajar Dewantara pernah juga mengajarkan filosofi tentang “Belajar Tiga Dinding”. Maksud dari ajaran tersebut, sebaiknya para murid di sekolah itu belajar dalam ‘ruangan tiga dinding’.
Tiga dinding? Bukankah setiap ruang kelas terdiri dari empat dinding? Tentu perkataan dari Ki Hajar Dewantara ini tidak hanya diterjemahkan secara eksplisit semata. Makna dari tiga dinding itu adalah, ruang kelas tersebut harus harus ada yang terbuka satu di mana hal ini dimaksudkan agar para guru dan siswa bisa melihat pemandangan di luar kelas.
Filosofi ini ternyata begitu penting. Konsep pendidikan kita selama ini seolah meletakkan dunia pendidikan di atas menara gading dan tanpa menyentuh realita yang ada. Empat ruang tempat para siswa dan guru belajar-mengajar membuat cara berpikir insan cendekia kita terlalu teoritis dan kurang bisa bergaul dengan dunia nyata.
Konsep pendidikan yang kurang memperhatikan realita atau kehidupan nyata membuahkan lulusan yang kurang kompetitif. Lihat saja banyak lulusan perguruan tinggi yang terlalu teoritis, sehingga ketika ia kembali ke masyarakat dia tidak bisa berbuat banyak. Hal ini dikarenakan selama ini mereka hanya mendapatkan teori saja di bangku kuliah.
Dari kenyataan ini, “Konsep Tiga Dinding” yang diajarkan Ki Hajar Dewantara tentu menjadi benar adanya. Dengan tiga dinding, maka ada satu dinding yang terbuka, dan inilah yang menjadi penghubung dengan dunia luar sekolah. Konsep ini seolah ingin menegaskan sistem pendidikan Link and Match, sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan menggabungkan antara teori dengan praktik.
Kini, konsep tersebut sudah mulai digemari. Sekolah-sekolah internasional di Jakarta maupun di kota besar lainnya, mulai menggabungkan teori dengan praktiknya. Bahkan, mulai dari tingkatan dasar. Seperti Sekolah Alam di Parung, Bogor, yang mengajarkan anak didiknya sejak dini untuk berwirausaha. Mereka mencoba untuk menerapkan pengetahuan yang dibangku sekolah dengan dunia praktik, malah terkadang kelas dilakukan di lapangan (alam nyata) sehingga anak didik bisa lebih memahami teori yang diajarkan.
Melalui “Konsep Tiga Dinding” tersebut seorang guru juga dituntut untuk lebih memahami suatu bidang ilmu sebelum mereka mengajarkan pada anak didiknya. Mereka tidak hanya menggantungkan diri pada diktat (buku bahan ajaran), akan tetapi dituntut kreatifitasnya untuk bisa menerapkannya di dunia nyata.
Melalui “Konsep Tiga Dinding” inilah pendidikan akan terasa lebih nikmat dan menyenangkan. Dan yang terpenting dari itu, institusi pendidikan yang menerapkan konsep tersebut bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat, serta tidak hanya sekedar teori.
Home »
» Konsep Tiga Dinding
Konsep Tiga Dinding
Written By REDAKTUR on 20 November 2008 | 12:04 AM
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
1 komentar:
Mari terus gaungkan kelas 3 dinding
Teknologi sudah memadai untuk melakukannya.
Post a Comment