Random Post

.
Home » » Bang Ali Tutup Usia

Bang Ali Tutup Usia

Written By REDAKTUR on 20 May 2008 | 8:37 PM

Tepat pada peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional, Ali Sadikin berpulang dalam usia 81 tahun. Mantan gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Bang Ali ini mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Gleeneagles, Singapura, Selasa (20/5), pukul 17.30 waktu setempat.

Ali Sadikin meninggalkan seorang istri, Linda Mangan, dan lima putra: Eddy Trisnadi Sadikin, Boy Bernadi Sadikin, Irawan Hernadi Sadikin, Benyamin Irwansyah Sadikin, dan Yasser Umarsyah Sadikin.

Menurut rencana, Rabu (21/5) hari ini, pukul 07.00 waktu Singapura, jenazah Ali Sadikin akan diterbangkan ke Indonesia dan akan langsung dibawa ke rumah duka, Jl Borobudur No 2, Jakarta Pusat. Di sana, jenazah akan dishalati sebelum dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, usai shalat Dzuhur.

Soal dimakamkan di TPU, Eddy Trisnadi Sadikin (51 tahun) mengatakan itu sesuai permintaan ayahnya. ''Nanti akan ditumpang dengan makam ibu saya (drg Nani Arnasih),'' kata putra kedua Ali Sadikin itu.

Menjelang akhir hayatnya, Ali Sadikin didera komplikasi. Maret lalu, dia bertolak ke Singapura untuk menjalani operasi pengangkatan batu empedu. Pulang dari Singapura, lever dan paru-parunya yang bermasalah dan harus dirawat lebih dari sepekan di RS Pondok Indah.

Sejak 11 April, Ali Sadikin kembali dibawa ke Singapura. Dua hari kemudian, dia dinyatakan mengalami gagal ginjal. ''Karena usia bapak sudah tua, kemampuan ginjalnya turun drastis. Padahal, ginjal amat terkait dengan penyerapan obat yang bapak minum,'' kata Eddy.

Saat meninggal, yang menemani Ali Sadikin adalah anak ketiganya, Irawan Hernadi Sadikin (49) dan Sekretaris Ali Sadikin, Mia. Saat ini, Irawan, Mia, dan pihak KBRI di Singapura, kata Eddy, yang mengurus pemulangan jenazah. ''Bapak berpesan agar anak-anak tabah,'' katanya.

Tadi malam, di Jl Borobudur No 2 terlihat dilakukan berbagai persiapan. Antara lain, penyediaan kursi tamu dan pemesanan bunga. Tamu-tamu pun mulai berdatangan. Di sana ada tiga putra Ali Sadikin, yaitu Eddy Sadikin, Benny Sadikin, Boy Sadikin.

Pengamat sosial, Imam Budi Prasojo, yang tadi malam mendatangi rumah duka, mengatakan, ''Ali Sadikin adalah sosok multidimensi. Tidak hanya bicara ekonomi, fisik, tapi juga seni.'' Bahkan, saat Ali Sadikin sakit-sakitan dan dimakan usia, Imam mengatakan dia tetap peduli.

Di kediaman Ali Sadikin lainnya, Jl Jati Murni No 6, Kel Jati Padang, Kec Pasar Minggu, Jakarta Selatan, memperlihatkan kesibukan, kendati tak seperti di Jl Borobodur No 2. Di sana, terlihat sejumlah petugas dari kepolisian dan aparat tramtib.

Camat Pasar Minggu, Sotar Harahap, yang ditemui di lokasi, tadi malam, mengatakan persiapan itu untuk mengantisipasi bila jenazah Ali Sadikin disemayamkan di sana. Rumah di Jl Jati Murni ini, ditempati oleh istri kedua almarhum, Linda Mangan.

Lurah Jati Padang, Syamsudin, mengatakan Ali Sadikin tetap aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, termasuk kerja bakti. ''Setiap Idul Adha beliau selalu menyembelih satu ekor sapi untuk masyarakat sekitar,'' katanya. Mantan gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, mengaku sangat kehilangan atas wafatnya Ali Sadikin. ''Beliau menjadi penasihat saya selama saya menjadi gubernur. Beliau sangat konsisten menjalankan keputusan yang diyakininya benar,'' katanya.

Meski Bang Ali berhasil, Sutiyoso mengaku mengoreksi beberapa kebijakannya. Antara lain, mengganti lokalisasi Kramat Tunggak menjadi Islamic Center, memagari Monas, dan mengganti Stadion Menteng menjadi taman. ''Semua saya bicarakan dan laporkan kepada Bang Ali. Dia mendukung penuh,'' katanya.

Dari Sumedang Memimpin Jakarta
Letjen Marinir (Purn) Ali Sadikin
Tempat/tanggal lahir:Sumedang, Jawa Barat, 7 Juli 1927
Pendidikan:
SD-SMP di Sumedang; SMA di Bandung; Sekolah Pelayaran Tinggi, Semarang (1945); Advance Course for Officers of Marine Corps; US Marine Corps School, AS.
Karier:
Kepala Bagian Organisasi Korps Marinir dan Kepala Bagian Perencanaan Korps Armada IV (1950); Komandan Kesatrian KKO Wonokirto dan Kepala Staf KKO (1950-1954); Komandan Pusat Pendidikan KKO (1954-1959); Deputi II Panglima Angkatan Laut (1959-1963); Deputi Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan; Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja (1963-1964); Menko Maritim/Menteri Perhubungan Laut (1964-1966); Gubernur DKI Jakarta, dua periode (1966-1977).
Aktivitas lain:
Anggota Yayasan Lembaga Kesadaran Berkonstitusi (sejak 1978); Anggota dan Ketua Petisi 50 (sejak 1980); Ketua Umum PSSI (1977-1980).
Share this article :

0 komentar:

.

.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PROPUBLIK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger