Dua hari kemarin saya intensif ke salah satu area pelayanan (AP) PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) di Jakarta Selatan. Sepanjang pengamatan saya masih belum ada perubahan yang berarti di perusahaan ini di bawah kepemimpinan Dahlan Ishan. Hanya beberapa kendaraan operasional baru yang terlihat di salah satu sudut gedung dan aneka spanduk maupun standing banner di luar dan dalam gedung.
Setelah memarkirkan kendaraan, bukti belum adanya perubahan mulai terasa. Petugas pengamanan langsung menanyai hal-hal yang tak lazim, karena begitu detail dan cenderung terkesan ada keinginan tertentu. Setelah menjawab pertanyaan petugas yang bertugas untuk memarkir mobil dan motor itu, dia langsung menunjukkan salah satu karyawan yang akan bisa mengurus hal yang diinginkan sang pelanggan. Padahal, di gedung terlihat jelas bagaimana komitmen perusaan pelat merah itu untuk memberantas percaloan. Namun kenyataannya demikian, dan ini merupakan pekerjaan rumah yang tidak enteng bagi Dahlan Ishan.
Untuk petugas di dalam gedung juga masih perlu dirubah atitude dan ditingkatkan profesionalitasnya. Memang, untuk melayani pelanggan yang jumlahnya sedikit sangatlah melelahkan.
Entah hal itu apakah berkaitan dengan masih banyak perusahaan outsourching di sana. Perusahaan outsourching terutama yang melaksanakan tugas lapangan sangat rentan dengan penyelewengan, semisal meminta imbalan dan berbuat kurang terpuji pada pelanggan. Perusahaan semacam ini seharusnya dievaluasi keberadaannya dan bisa jadi memberatkan pembiayaan PLN.
Terus berkaitan dengan rencana kenaikan tarif dasar listrik per Juli nanti, seharusnya PLN lebih mempertimbangkan masak-masak. Tutup dulu kebocoran-kebocoran dan ketidakefisiensian yang memberatkan keuangan PLN. Menyimak jawaban Dahlan Ishan, Dirut PLN, di salah satu radio terkesan dia terjebak dalam perhitungan matematis subsidi pemerintah bagi PLN. Dia mengatakan, penjualan listrik PLN hanya bisa menutup 60 persen biaya operasional sedangkan sisanya yang 40 persen dari subsidi pemerintah. Makanya TDL ingin dinaikkan untuk mengurangi subsidi.
Mungkin kita akan tertawa bila menyimak pemikiran yang begitu sederhana itu. Lagi-lagi masyarakat pelanggan yang akan dikorbankan, tanpa terlebih dahulu memperbaiki kebocoran maupun pemborosan di perusahaan itu. Subsidi berasal dari uang rakyat dan kenaikan TDL pun yang menanggung juga rakyat. Belum lagi dampak beruntun dari kenaikan TDL itu, rakyat juga nantinya yang bakal menanggung. Pak Dahlan, dulu anda kritis dan tolong itu dipertahankan. Jangan terjebak pada pola tertentu yang bisa menjebak anda.
PLN Belum Ada Perubahan?
Written By REDAKTUR on 12 March 2010 | 7:52 PM
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar:
Post a Comment