
“Cycle of Poverty”, apakah gerangan? Lingkaran kemiskinan, ya mungkin frasa ini tidak asing lagi bagi kita. Acap kali kita mendengar atau menyaksikan hal tersebut terlontar dari pengamat, analis, ataukah pejabat –pusat maupun daerah--, tapi bisa jadi kita hanya menganggap angin lalu saja.
Lingkaran kemiskinan terdapat dua variabel utama, yaitu poverty (kemiskinan) dan malnutrition (gizi buruk). Kedua variabel tersebut berhubungan erat dan saling mempengaruhi.
Lantas, variabel mana yang harus terlebih dahulu ditanggulangi? Pertanyaan ini bisa jadi sulit untuk dijawab, seperti halnya kita membedakan mana yang lebih dahulu, ayam ataukah telur.
Mengatasi persoalan malnutrisi di tingkat balita (bawah lima tahun) dan anak-anak merupakan kunci utama untuk memutus mata rantai kemiskinan. Balita dan anak-anak merupakan masa depan bangsa dan negara ini. Di pundak merekalah kelak nasib bangsa dan negara ini dipertaruhkan.
Tidaklah berlebihan bila penekanan program penanggulangan gizi buruk lebih diprioritaskan. Sebab, bila balita maupun anak-anak menderita gizi buruk maka tingkat IQ (Intelligence Quotient) mereka akan rendah. Kemampuan belajarnya rendah, kecerdasannya rendah, dan kesehatannya juga rendah.
Bila kondisi tersebut berjalan terus, tentu akibatnya akan membuat bangsa ini miskin. Balita maupun anak penderita gizi buruk ini jika tidak lekas ditangani secara cepat dan tepat, maka akan menyebabkan rendahnya produktivitas mereka dewasa.
Produktivitas maupun kesehatan yang rendah tentu akan mengakibatkan penghasilan mereka juga rendah. Bila penghasilannya rendah, ujung-ujungnya kemiskinanlah yang akan menghinggapi mereka.
Lantas, apabila penghasilan mereka rendah tentu anak-anak mereka juga akan sulit memperoleh makanan yang bergizi. Jika hal ini terus berlangsung, anak-anak mereka juga akan menderita gizi buruk seperti yang mereka alami dahulu.
Kondisi tersebut akan terus berulang bila tidak segera diatasi. Oleh karenanya, bila ingin terbebas dari kemiskinan maka terlebih dahulu harus ditanggulangi persoalan gizi buruknya. Seperti lingkaran setan, bila tidak cepat dipotong seterusnya akan demikian kondisinya.
Upaya penanggulangan keduanya merupakan jalan terbaik. Pemerintah telah melakukannya. Tiga kluster penanggulangan kemiskinan digulirkan salah satunya untuk menanggulangi hal tersebut.
Kita tahu tiga kluster tersebut adalah, kluster pertama merupakan penanggulangan bersifat bantuan sosial, darurat, dan jangka pendek seperti beras untuk rakyat miskin (Raskin), bantuan langsung tunai (BLT), Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), maupun PKH (Program Keluarga Harapan).
Untuk kluster kedua, merupakan penanggulangan kemiskinan yang berpola pemberdayaan seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri). Sedangkan kluster ketiga adalah bantuan untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Nah, untuk persoalan gizi buruk atau malnutrisi pemerintah telah melaksanakan program PKH. Program ini diharapkan bisa menanggulangi secara cepat dan tepat persoalan gizi buruk di masyarakat.
Demikian pula dengan PNPM Generasi Sehat dan Cerdas. Program yang melekat pada PNPM Mandiri Perdesaan ini juga memfokuskan pada dua aspek yaitu kesehatan ibu-anak balita dan pendidikan anak usia sekolah dasar hingga menengah pertama. Pelaksanaannya tentu berdasarkan prinsip dan prosedur PNPM Mandiri Perdesaan yang mengedepankan partisipasi masyarakat.
Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi proses penanggulangan sudah digulirkan. Semua pihak, tidak hanya pemerintah harus bergandengan tangan untuk mengatasi persoalan ini.
0 komentar:
Post a Comment