Home »
» Sukanto Tanoto Orang Terkaya di Indonesia
Sukanto Tanoto Orang Terkaya di Indonesia
Written By REDAKTUR on 11 December 2008 | 6:33 PM
Daftar orang terkaya di Indonesia pada 2008 berubah seiring krisis keuangan global. Majalah Forbes Asia menempatkan Sukanto Tanoto sebagai orang terkaya di Indonesia, menggeser posisi Aburizal Bakrie yang kini menduduki peringkat kesembilan.
Dalam siaran persnya dari Singapura, Forbes Asia menyatakan, kekayaan bersih Indonesia merosot drastis dengan pasar modal yang anjlok sekira 54 persen dibanding tahun lalu, penurunan harga komoditas, serta pelemahan nilai tukar rupiah.
"Sedangkan total kekayaan bersih dari 40 orang terkaya di Indonesia itu anjlok hampir 50 persen dibanding tahun lalu, sehingga totalnya kini sekira USD21 miliar," demikian keterangan pers Forbes Asia.
Sukanto Tanoto, tahun ini mendapat titel sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih USD2 miliar. Nilai kekayaan itu sebenarnya turun sekira 57 persen dari tahun lalu yang tercatat USD4,7 miliar.
Dirinya saat ini menjalankan Raja Garuda Mas (RGM) International, yang memproduksi pulp dan kertas (April) serta minyak kelapa sawit Asian Agri.
Sementara Aburizal Bakrie berada di posisi sembilan dengan kekayaan USD850 juta. Tahun lalu Forbes Asia menempatkan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) itu dan keluarganya sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan senilai USD5,4 miliar.
Kemerosotan kekayaan Bakrie tercatat sebagai yang terbesar dalam daftar orang kaya tahun ini. Saham-saham perusahaan keluarga Bakrie telah jatuh sekira 90 persen akibat krisis keuangan global.
Adapun yang menempati peringkat kedua dan ketiga adalah Hartono bersaudara, Budi dan Michael, yang memiliki Djarum, produsen terbesar kedua sigaret rokok.
Daftar 40 orang terkaya ini akan dilaporkan Forbes Asia edisi 22 Desember mendatang. Aburizal Bakrie mengakui bahwa krisis keuangan global menyebabkan kekayaannya merosot hingga 90 persen.
Hal ini menyebabkan dirinya tidak lagi menempati urutan pertama orang terkaya di Indonesia."Saya kira posisinya (harta kekayaan) tidak akan sama lagi seperti dulu. Saat ini tinggal kurang dari 10 persen," ujarnya pada acara talk show "Menko Kesra Menjawab soal Posisi Pemerintah dalam Masalah Lumpur Sidoarjo" di Jakarta, kemarin.
Ical, demikian Aburizal Bakrie biasa disapa, mengungkapkan, penurunan harta kekayaannya diakibatkan pelemahan harga sejumlah saham kelompok Bakrie. "Krisis ini kan melanda semua saham. Jadi kalau BUMI (PT Bumi Resources Tbk) turun drastis, saya kira itu biasa, karena semua juga mengalami hal yang sama," ungkap dia.
Akibat krisis finansial ini, Bakrie juga harus menjual sebagian saham BUMI, yang sebelumnya mengantarkan Ical sebagai orang terkaya di Indonesia. Meski begitu, dia bertekad memertahankan kepemilikan Bakrie di BUMI, meski hanya sedikit.
Disinggung tentang penyelesaian ganti rugi Lumpur Lapindo, Ical mengatakan bahwa keluarga Bakrie tetap akan memberi perhatian terhadap masalah itu. Namun, dia meminta masyarakat memahami situasi yang terjadi saat ini. "Antara cash flow dan aset itu kan harus dibedakan. Mengapa persoalan Lapindo tidak dari dulu diselesaikan? Karena memang kita melihat cash flow," ujarnya.
Dia menuturkan, sampai saat ini kewajiban yang telah dipenuhi Bakrie kepada masyarakat korban lumpur telah mencapai Rp4,5 triliun.
Menurutnya, sisa dana yang harus dibayar sebesar Rp1,5 triliun-Rp2,5 triliun akan dibayar dalam tiga tahun ke depan. "Sebenarnya ini bukan ganti rugi tetapi jual beli. Kami merasa memang wajib memberikan bantuan kepada masyarakat, seperti pesan Ibu saya," ungkap dia.
Ical menjelaskan, setelah krisis pada 1998, bisnis keluarganya hancur dengan menyisakan kepemilikan saham tinggal 2,5 persen. Namun, pada 2006 kekayaannya kembali meningkat, sehingga Ibunya berpesan agar membagikan setiap rupiah yang didapat oleh perusahaan untuk membantu masyarakat. "Pesan Ibu kami seperti fatwa, sehingga harus dilaksanakan," katanya.
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar:
Post a Comment