
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (05/12) diperkirakan bergerak menguat terbatas. Sentimen pemangkasan suku bunga BI rate masih akan membawa imbas positif ke pasar valas. Rupiah akan berada di kisaran 11.800-12.200 per dolar AS.
Analis Frans Darwin Sinurat mengatakan, rupiah yang akhir-akhir ini mengalami tekanan akibat maraknya perburuan dolar, kembali menguat setelah BI rate mengumumkan pemangkasan suku bunganya sebesar 25 basis poin ke level 9,5%.
Sentimen ini pun diperkirakan masih akan mewarnai pasar valas hari ini. “Rupiah akan bergerak dalam range trading 11.800-12.200 per dolar AS,” papar Darwin, kepada INILAH.COM, di Jakarta, semalam.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa, penurunan suku bunga berhasil melonggarkan rupiah dan likuiditas antar bank, karena selain memotong suku bunga BI rate, bank sentral juga memangkas suku bunga antar bank overnight. “Hal ini cukup menopang pergerakan rupiah di tengah penguatan dolar AS,” ujarnya.
Namun, penguatan rupiah akan cenderung terbatas. Pasalnya, kebutuhan dolar untuk importir dan korporasi yang ingin mengamankan posisi valasnya di akhir tahun masih tinggi. Selain itu, pasokan dolar AS dalam negeri sangat terbatas, mengingat minimnya aktivitas dolar hasil ekspor yang dikonversi ke rupiah akibat penurunan aktivitas ekspor.
Di sisi lain, tingginya permintaan dolar AS di pasar luar negeri, membuat mata uang negara Paman Sam ini menguat atas mata uang lain. Apalagi European Central Bank (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE) menurunkan suku bunganya kemarin.
“Pemangkasan suku bunga ini otomatis akan melemahkan mata uang kawasan Eropa, sehingga dolar makin berjaya,” tuturnya. ECB melaporkan menurunkan suku bunganya 75 basis poin menjadi 2,5%. Turunnya tingkat suku bunga tersebut melebihi estimasi ekonom yang memperkirakan ECB hanya akan menurunkan suku bunga 50 basis poin.
Gubernur ECB, Jean Claude Trichet menyatakan, hal tersebut dilakukan agar proses pemulihan perekonomian Eropa dapat terus berjalan sesuai rencana. Seperti diketahui kondisi perekonomian Eropa saat ini belum menuju pemulihan. Apalagi kepercayaan konsumen pada November terpantau jatuh ke level 40,1 poin, level terendah sejak 2004.
Sementara BoE menurunkan tingkat suku bunga sebesar 100 basis poin menjadi 2%, terendah sejak 1951. Dengan diturunkannya tingkat suku bunga tersebut, harapan adanya pertumbuhan sektor riil meningkat. Anjloknya penjualan ritel dan rendahnya sektor manufaktur memperlihatkan bahwa kondisi sektor riil di Inggris belum pulih.
Mervyn King, Gubernur BoE menyatakan belum yakin akan prospek perekonomian Inggris mendatang sehingga terbuka kemungkinan untuk memangkas lagi suku bunganya tahun depan. Ia memperkirakan bahwa perekonomian Inggris kembali pulih pada pertengahan semester 2009.
Kurs rupiah di pasar spot antarbank Jakarta pada perdagangan Kamis (04/12) menguat 260 poin ke level 11.875 per dolar AS. Sedangkan mata uang Jepang naik 0,54% atas dolar, rupe India 0,30%, dolar Australia menguat 1,08%, dan ringgit Malaysia naik 0,02%.
Mata uang kawasan yang masih melemah terhadap dolar adalah Singapura yang turun 0,32%, mata uang Korea Selatan turun 2,13%, dan baht Thailand turun 0,35%.
0 komentar:
Post a Comment