Home »
» Imam dan Rabi Bertemu untuk Wujudkan Dunia Damai
Imam dan Rabi Bertemu untuk Wujudkan Dunia Damai
Written By REDAKTUR on 20 December 2008 | 3:55 AM
Selengkapnya silahkan lihatSejumlah imam dan rabi akhirnya bersepakat bekerja sama untuk menghadang aksi teroris dan mempromosikan pemahaman di antara dua keyakinan tersebut. Mereka menyatakan kesepakatan itu pada 17 Desember lalu, meski masih terdapat perbedaan di kedua pihak dalam memandang kasus Palestina.
"Kami ingin mengembalikan kalimat Tuhan yang selama ini dicuri oleh ekstrimis," ujar Alain Michel, Kepala Hommes de Parole berbasis Jenewa yang mengorganisasi pertemuan.
Kongres Internasional Imam dan Rabi untuk Perdamaian, itu sendiri adalah sebuah kelompok non pemerintah yang didirikan pada 2005 lalu. Mereka bergabung bersama menentang aksi teroris yang dimunculkan dari kedua belah pihak. Mereka ingin menunjukkan jika orang dengan keyakinan menolak tindak kekerasan tanpa pandang bulu.
"Kini waktunya kami bicara. Kami akan mengutuk segala kekerasan dan terorisme," ujar Michel.
"Kami akan berhenti membiarkan satu atau dua persen ekstrimis yang selalu mengklaim berbicara atas nama kita dan nama Tuhan," kata Michel lagi.
Delapan puluh lima delegasi mulai dari Israel, teritori Palestina, negara-negara Arab, Eropa, dan Amerika Utara ikut ambil bagian dalam temu diskusi tiga hari yang juga diorganisir oleh UNESWCO.
Presiden Senegal, Presiden Organisasi Konferensi Islam (OKI) Abdoulaye Wade, dan Jenderal Direktur UNESCO, Koichiro Matsuura, tampak saat sesi pembukaan yang berlangsung di kantor pusat UNESCO, Paris.
Konggres itu sendiri pernah dilaksanakan dua kali sebelumnya, pertama yakni di Brusel, Belgia pada 2005, dan kedua di Seville, Spanyol, 2006.
Pertemuan yang dihadiri para imam, rabi, ahli keagamaan, termasuk nasrani, berupaya membangun dan memperkuat jaringan antar pemimpin agama yang turut bertugas menekan ketegangan keagamaan di wilayah masing-masing.
Salah satu contoh nyata kerjasama tersebut, bulan lalu para imam dan rabi di Amerika Serikat membuat iklan bersama di televisi dan radio berisi penolakan terhadap anti-Semitisme dan Islamophobia, plus menggerakkan 50 sinagog dan 50 masjid di penjuru negara untuk bekerja sama.
Meski demikian, seperti konferensi sebelumnya, para partisipan gagal menyetujui resolusi akhir atas perbedaan politik. Malahan di sesi terakhir terlihat seperti gabungan testimoni persahabatan sekaligus debat tajam antar partisan tentang konflik Palestina dan Israel.
Berbicara dalam konferensi, duta besar Israel untuk UNESCO, David Kornbluth menyatakan perlu untuk melindungi keamanan Israel sekaligus mencegah ekstrimist
Langsung saja seorang imam Palestina menembak balik, dan berkeras jika warga Palestina tidak mungkin dan tidak akan pergi dari kota suci Al Quds, kota yang warga inginkan sebagai ibu kota negara Palestina masa depan
Terlepas dari perdebatan panas persoalan Timur Tengah, para imam dan rabi itu tetap satu kata mempertahankan hasil pertemuan mereka di depan wartawan. Terutama ketika para kuli tinta menanyakan kemungkinan perjanjian damai di antara mereka
"Berkata tajam dan terbuka tidak bertentangan dengan proses. Itu adalah bagian dari proses," ujar Rabi Tsion Cohen dari Shaar-Hanegav, Israel.
Pernyataan Tsion juga didukung oleh Yahya Hendi, seorang anggota gereja terlahir muslim Palestina dari Universitas Katholik, Georgetown, Washington. "Benturan pendapat menunjukkan suara kebebasan,".
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar:
Post a Comment