Suatu pagi ketika melakukan rutinitas olahraga, ada sedikit perasaan was-was singgah. Kala itu terlihat segerombolan pemuda tengah tertidur pulas di pos ronda. Mereka bukannya tuna wisma, karena memang warga sana. Namun entah karena begadang semalaman atau sebab lain, mereka sampai tertidur di pos ronda hingga pagi menjelang.
Pemandangan ini begitu menggelitik dan bisa ditafsirkan bermacam-macam. Para pemuda itu bukankah mereka bisa lebih produktif lagi ketimbang mereka tidur di tempat dan waktu yang salah. Pemuda seusianya yang sudah lulus sekolah dan kuliah –bila mereka sekolah/kuliah--, tapi kenyataannya mereka terbuai angin kemalasan dan membuang waktu muda mereka.
Lalu, pemuda yang tertidur di pos ronda hingga pagi itu juga bisa ditafsirkan mereka semalaman begadang dan melakukan hal-hal yang tak berguna atau bahkan menkonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang. Mereka bisa diartikan telah menyia-nyiakan nikmat kesehatan yang dimilikinya.
Bukankah kita pernah mendengar sebuah pepatah bijak yang berbunyi, “Jagalah lima hal sebelum datangnya yang lima. Jagalah masa mudamu sebelum datang masa tuamu, jagalah masa sehatmu sebelum datang sakitmu,….”.
Merujuk dari pepatah tersebut, sekelompok pemuda yang tertidur di pos ronda tadi tentu bisa dikategorikan menyia-nyiakan kedua hal tersebut. Mereka melewati masa muda mereka dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Berkumpul dengan tanpa makna yang jelas, hura-hura, dan tak jarang dari pergaulan yang seperti itu akan berujung hal-hal buruk. Kejahatan bisa pula terlahir dari kumpul-kumpul yang tak bermakna itu.
Sementara dari aspek kesehatan, para pemuda tadi terlihat tidak menghargai nikmat kesehatan yang diberikan Tuhan. Malahan, seperti saya singgung di awal, mereka bisa saja terjerembab dalam jerat narkotika dan obat-obatan terlarang. Pergaulan bebas bisa juga lahir dari kumpul-kumpul seperti ini.
Melihat fenomena ini, kita pun terhenyak. Bukankah seharusnya mereka bisa memanfaatkan potensi yang ada pada diri mereka. Pada saat mudalah tenaga dan pikiran ini sedang di puncaknya. Potensi ini tentu amat disayangkan bila terlewatkan begitu saja. Bangsa dan Negara ini begitu membutuhkan tenaga dan pemikiran kaum muda.
Kita tentu mengetahui betapa heroiknya Soegondo Djojopuspito, Poernomowoelan, Sarmidi Mangoensarkoro, dan Woge Rudolf Supratman serta pemuda-pemudi lain yang menyatakan kebulatan tekadnya untuk bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu, Indonesia.
Segenap elemen bangsa ini tentu juga mengetahui bagaimana Soekarno muda memimpin pergerakan kaum muda intelektual untuk mendobrak dan menggelorakan semangat melawan penjajah.
Bung Tomo yang memimpin serangan ke Hotel Yamato di Surabaya dengan merobek bendera Belanda yang berwarna biru dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di sana juga pada saat muda. Bagaimana peristiwa heroik itu kemudian kita peringati sebagai Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November.
Kini juga mahfum bagaimana kawan-kawan mahasiswa dan tokoh-tokoh kritis semasa orde baru mendobrak dan menggulirkan era reformasi sepuluh tahun lalu. Mereka semua para pemuda. Mereka tampil di garda terdepan dengan semangat dan jiwa menggelora mempersembahkan hal terbaik buat nusa dan bangsanya.
Mereka tidak menyia-nyiakan kesehatan mereka. Secara fisik para pendahulu kita itu bahkan begitu sehat dan dalam kondisi puncaknya. Tak ada istilah dalam keseharian mereka minum-minuman beralkohol ataupun narkotika dan obat-obatan terlarang. Mereka begitu menghargai kesehatan dan memegang teguh ajaran agama mereka, sehingga menjauhi berbagai perbuatan dan barang terlarang itu.
Kini, di saat kita memperingati Hari Kesehatan Nasional, Hari Pahlawan, dan sebelumnya Hari Sumpah Pemuda maupun Kebangkitan Nasional, sudah saatnyalah semua pihak memberi perhatian lebih pada generasi muda penerus bangsa ini. Jangan sampai mereka seperti bunga yang layu sebelum berkembang.
Home »
» Pemuda dan Kesehatan
Pemuda dan Kesehatan
Written By REDAKTUR on 16 November 2008 | 7:45 PM
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar:
Post a Comment