Random Post

.
Home » » Harga BBM Bersubsidi Dipastikan Naik

Harga BBM Bersubsidi Dipastikan Naik

Written By REDAKTUR on 05 May 2008 | 7:07 PM

Pemerintah memastikan kenaikan harga BBM bersubsidi. Keputusan berapa besar kenaikannya akan diumumkan dalam waktu dekat.

Hal itu dikatakan Menko Perekonomian Boediono seusai rapat terbatas, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/5).

Boediono mengatakan, dalam ratas dibahas mengenai tiga hal pertama, menggenjot penghematan. Kedua, kenaikan harga BBM bersubsidi. Ketiga, besaran kompensasi kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah dan miskin.

"Pemerintah memutuskan akan menaikan harga BBM bersubsidi, dalam waktu dekat akan diumumkan berapa besarannya. Kami sedang menggodok, bagaimana mekanismenya, besaran. Kami bekerja keras untuk itu," kata Boediono.

Ditempat sama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, formulasi dari keseluruhan paket kebijakan yang dilakukan yang menjadi pertimbangan utama adalah berapa besar kenaikannya dan pengaruhnya kepada kelompok miskin dan berpenghasilan rendah.

"Semua itu akan dimatangkan,yang pasti kenaikannya masih dalam range yang bisa ditanggung oleh masyarakat dan pelaku bisnis," kata Menkeu yang mengelak berapa besaran kenaikan.

Menurut Menkeu, keputusan kenaikan ini menepis isu ketidakpastian naik tidaknya harga BBM. Berapa besarnya, yang penting adalah tidak terlalu lama akan diumumkan pemerintah dan pemerintah memiliki cukup waktu untuk melindungi kelompok yang paling terkena dampak.

"Kenaikan BBM ini terjadi diseluruh dunia. Tinggal bagimana pemerintah melindungi ketahanan sosial dan ekonomi mereka yang paling terkena dampaknya," kata Menkeu.

Jangan Buru-Buru Naik
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR Mahfudz Siddiq mengharapkan agar pemerintah tidak terburu-buru menaikkan harga bahan bakar minyak. Jika kenaikan BBM terjadi, dikhawatirkan akan timbul gejolak sosial.

Menurut Mahfudz, Selasa (6/5) pagi, alternatif solusi lain harus tetap diupayakan, misalnya efisiensi anggaran kementerian atau lembaga hingga 20 persen untuk belanja rutin atau barang. Alternatif ini bisa menutup defisit sekitar Rp 20 triliun-Rp 25 triliun.Juga diupayakan untuk menaikkan produksi (lifting) minyak yang hingga kini data produksinya masih simpang siur. Jika memungkinkan, pembayaran utang luar negeri juga akan di-rescheduling .

Secara bersamaan, gerakan hemat energi terus digalakkan, juga upaya pengembalian dana BLBI ataupun minimalisasi kebocoran anggaran. Mahfudz menyatakan, Indonesia berbeda dengan negara-negara lain. Kondisi daya beli sebagian besar masyarakat Indonesia masih lemah dan dampak kenaikan harga BBM pada tahun 2005 belum teratasi
(rhn/mi)
Share this article :

0 komentar:

.

.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PROPUBLIK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger