Random Post

.
Home » » ADAM AIR Nasibmu Kini

ADAM AIR Nasibmu Kini

Written By REDAKTUR on 17 March 2008 | 9:04 PM

Sepandai-pandai menutupi bangkai, suatu saat akan tercium juga. Barang kali pepatah tersebut patut kita camkan dalam-dalam. Apalagi ketika kita bersosialisasi dengan masyarakat.

Perusahaan pun seyogianya tidak menyimpan keburukan yang ada, terutama yang berkaitan dengan pihak luar, agar di kemudian hari tidak ada orang yang menyalahkan atau bahkan menyalahkannya.

Kira-kira sekitar Mei 2007 lalu, saya pernah dikecewakan oleh ADAM AIR. Kala itu saya akan bertugas meliput ke Balikpapan, Kalimantan Timur.

Saya memegang tiket Jakarta-Balikpapan dengan pemberangkatan sekitar pukul 07.00 WIB. Batas waktu check in sekitar pukul 06.00 WIB.

Karena waktu itu bandara Soekarno-Hatta lagi ramai, waktu pengecekan muatan saja antreannya mengular. Saya dan seorang teman dari media lain ikut dalam antrian tersebut. Kami, di sana sekitar 30 menit untuk antri saja.

Nah, pas di depan counter check in, waktu sudah pukul 06.00 WIB. Oleh petugas ADAM AIR di sana kami tidak bisa melakukan check in, karena kami dinilai telat.

Kami memohon pada petugas tersebut agar kami bisa melakukan check in karena waktu masih belum telat, tapi tetap saja mereka ngotot tidak bisa. Bahkan, pesawat mereka pun masih belum berangkat dan calon penumpang masih belum naik ke pesawat.

Kami pun menjelaskan seberapa mendesak kami harus ikut penerbangan ADAM AIR pagi itu, termasuk alasan tugas peliputan. Tapi, tetap saja mereka ngotot tidak bisa bahkan ada petugas keamanan kantor ADAM AIR di bandara yang mengancam teman kami sewaktu ia mengambil foto momen tersebut.

Dengan nada kasar petugas tersebut menghardik teman saya itu. Manajemen atau karyawan lain ADAM AIR di bandara tak menegor atau memperingatkan si petugas keamanan tersebut.

Waktu itu ada beberapa penumpang lain yang mengalami hal sama. Mereka mengeluhkan pelayanan ADAM AIR kok seperti itu. Padahal, maskapai lain lebih fleksibel selama pesawat belum diberangkatkan.

Ketika kami meminta balik uang tiket, petugas ADAM AIR di sana mengatakan tidak bisa. Mereka malah menyarankan agar kami ikut penerbangan selanjutnya, yakni siang hari (saya lupa jamnya). Kami, para penumpang, bila ikut saran tersebut harus menambah uang lagi, kira-kira sebesar Rp 600 ribuan (pasnya lupa).

Saran tersebut bagi kami terasa aneh. Mengapa kok kami harus membayar lagi lebih besar dari tiket yang kami beli, padahal kami telah dirugikan ADAM AIR? Pertanyaan kami itu pun dijawab dengan enteng oleh petugasnya,"Kalau mau silahkan. Kalau tidak ya, uang tiket tidak bisa dicairkan."

Dengan perasaan dongkol dan tuntutan agar cepat sampai di tempat peliputan, kami putuskan untuk membeli tiket dari maskapai lain, yakni Mandala Air. Dengan ramah mereka pun menyambutkan. Perlakuan maskapai ini ke kami pun terasa lain dari ADAM AIR.

Kondisi kurang nyaman juga kami alami sewaktu balik dari Balikpapan ke Jakarta. Tiga hari setelahnya, oleh kantor kami dibelikan tiket ADAM AIR. Waktu itu jam berangkat pesawat siang dari Balikpapan (waktunya saya lupa).

Namun, setelah menunggu lama dan pas waktu keberangkatan yang tertera di tiket, kami para penumpang ADAM AIR harus kembali kecewa. Ada pengumuman pesawat belum bisa diberangkatkan. Pihak ADAM AIR pun hanya minta maaf lewat pengumuman tersebut. Tak ada kompensasi apapun atas keterlambatan itu, padahal sekitar satu jam mereka telat.

Rupanya, tak hanya kami yang mengalami nasib serupa. Beberapa surat pembaca di harian terkemuka nasional seperti KOMPAS pun saya baca keluhan penumpang lain yang hampir sama kasusnya. Malah, ada rekan sekerja saya waktu itu yang mau berangkat ke Surabaya, tapi tidak jadi berangkat gara-gara kasus sama. Bahkan ia berencana menggugat maskapai itu meski akhirnya dibatalkan maksudnya tersebut.

Kini, setelah sekian bulan kasus yang saya alami tersebut rupanya keburukan manajemen ADAM AIR ada dalam titik nadir. Karena diduga adanya laporan keuangan siluman, Bhakti Investama melalui PT Global Transport Service keluar dari jajaran pemegang saham.

Kondisi tersebut menjadi keuangan manajemen menjadi limbung. Apalagi pemerintah, dalam hal ini Departemen Perhubungan sudah memperingatkan ADAM AIR agar memperbaiki kualitas pelayanan dan maintenance pesawatnya. ADAM AIR tercatat memiliki angka kecelakaan lumayan besar.

ADAM AIR, kini sudah mengurangi operasinya. Bahkan sejumlah tiket yang dibeli penumpang dikembalikan lagi uangnya. Kondisi ini tentu mencerminkan seberapa profesional maskapai ini.

Seperti mengelola toko kelontong saja, ketika tidak bisa melayani dengan baik uang pelanggan dikembalikan. Ini tentu menimbulkan suatu pertanyaan besar, mengapa mereka melakukannya.

Bukankah tidak sesederhana itu. Karena pelanggan yang membeli tiket tentunya dengan tujuan agar urusannya bisa lekas selesai. Tapi, ketika pelanggan sudah beli dan tinggal berangkat, eh malah uangnya dikembalikan. Inikah yang disebut profesional???
Share this article :

0 komentar:

.

.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PROPUBLIK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger