Belum sampai di sana, Kota Solo diguncang aksi penembakan terhadap seorang polisi oleh seorang yang diduga teroris Kamis (30/8). Aksi ini pun langsung ditangani oleh Densus 88 Antiteror. Bahkan, pada Jum'at (31/8) malam, anggota Densus 88 berhasil melumpuhkan terduga pelaku teror di Jalan Veteran Tipes Solo. Dua terduga pelaku teror ditembus timah panas Densus 88 setelah terjadi adu senjata. Seorang anggota Densus 88 juga gugur dalam peristiwa itu.
Kedua terduga pelaku itu ditengarai juga merupakan terduga pelaku teror granat di tanggal 17 dan 18 Agustus lalu di Pospam. Sontak, dalam sebulan ini saja, Kota Solo digegerkan oleh teror.
Kejadian-kejadian itu tentunya sedikit banyak mempengaruhi elektabilitas Jokowi pada putaran kedua pemilihan kepada daerah nanti. Namun, pengaruhnya dinilai tak terlalu signifikan. Malahan ada yang beranggapan akan menaikkan citra Jokowi karena dirasa didzolimi oleh pihak tertentu untuk menggagalkannya di pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
Penduduk Jakarta tentu tidaklah mudah dipengaruhi oleh isu-isu tersebut. Mereka dirasa sudah cukup cerdas dan memiliki parameter tersendiri untuk memilih pemimpin mereka. Meski banyak isu SARA, mereka dianggap tidak akan terpengaruh.
Preperensi warga DKI Jakarta sudah baik, lain dari daerah lainnya. Demikian diungkap oleh peneliti dari Yayasan Peduli Anak Negeri (YPAN) Saiful Hadi. Menurutnya, warga Jakarta kini berharap gaya kepemimpinan di ibu kota ini berubah dan dapat memenuhi harapan warganya. Mereka tidak percaya dengan janji-janji yang dihembuskan, namun mempelajari bagaimana sepak terjang calon pemimpinnya.
Diharapkan, lanjutnya, masyarakat lain juga seperti Jakarta. Miniatur Indonesia ini bisa dijadikan gambaran bagaimana mengurus Indonesia dan bagaimana mencari pemimpin Indonesia ke depan.
0 komentar:
Post a Comment