Random Post

.
Home » » Telepon Seluler dan Risiko Tumor

Telepon Seluler dan Risiko Tumor

Written By REDAKTUR on 27 October 2009 | 9:41 PM


Telepon seluler (HP) saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan jaman sekarang yang serba dinamis. Tercatat tidak kurang empat miliar penduduk di dunia yang aktif menggunakan ponsel setiap harinya.

Namun harus diakui bahwa ponsel merupakan suatu teknologi yang masih relatif baru, walaupun sangat berkembang pesat, dan oleh karena itu risikonya bagi kesehatan si penggunanya dalam jangka panjang belum diketahui pasti, salah satunya keterkaitan dengan tumor otak.

Sudah hampir 2 dekade ini para ahli tenggelam dalam kontroversi perihal keterkaitan antara radiasi dari ponsel dengan kejadian tumor otak. Berbagai penelitian yang pernah dipublikasikan seringkali hasilnya masih kontradiktif, sehingga perdebatan pun terus berlanjut.

Namun baru-baru ini, laporan terbaru dari "Cellphones and Brain Tumors: 15 Reasons for Concern. Science, Spin and the Truth Behind Interphone," yang dipublikasikan pada bulan Agustus lalu oleh International Electromagnetic Field (EMF) Collaborative (Inggris) serta the EMR Policy Institute, ElectromagneticHealth.org, dan The Peoples Initiative Foundation di Amerika Serikat menguatkan data perihal kejadian tumor otak sebagai risiko dari penggunaan ponsel.


Pada kesempatan tersebut, lebih dari 40 ahli dari 14 negara mendukung beberapa poin sebagai berikut;

*Penelitian yang independen dari industri telekomunikasi menunjukkan hasil yang signifikan tentang kejadian tumor otak dan tumor kelenjar ludah pada pengguna ponsel

*Dan risiko tumor otak terkait penggunaan ponsel tersebut paling mengancam mereka yang masih kanak-kanak; semakin muda usia saat pertama rutin menggunakan ponsel maka semakin besar pula risiko yang akan muncul.

Sesungguhnya jika kita tilik ke belakang, kebanyakan penelitian yang menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi bermakna antara kejadian tumor otak dan penggunaan ponsel ternyata bersifat disponsori oleh industri telekomunikasi sehingga diduga banyak terdapat bias dan berat sebelah.

Suatu review pada tahun 2009 dari para peneliti dari Karolinka Institutet di Stockholm, Swedia -suatu institusi kesehatan terkemuka di Eropa- melaporkan bahwa ada kemungkinan peningkatan risiko tumor otak tipe lambat, seperti meningioma (tumor pada selaput otak) dan neuroma akustik (tumor pada saraf pendengaran) terkait penggunaan ponsel rutin lebih dari 10 tahun , jadi bukan tipe tumor yang tumbuh cepat.

Dengan demikian risiko tumor otak dapat terjadi setelah penggunaan ponsel jauh di kemudian hari sehingga dampaknya memang tidak segera. Namun mereka juga menganjurkan perlunya penelitian lebih lanjut lagi dalam skala lebih besar di kemudian hari.

Menyikapi perkembangan penelitian akhir-akhir ini yang semakin mengaris bawahi tentang risiko tumor otak pada pengguna ponsel tersebut, pemerintah Perancis baru-baru ini memberlakukan undang-undang baru yang melarang penggunaan ponsel bagi anak yang berumur kurang dari 6 tahun serta melarang beredarnya iklan tentang ponsel di tempat yang terjangkau oleh anak-anak kurang dari 12 tahun.

Hal ini merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk melindungi generasi muda kita. Karena seperti kita tahu, jaman sekarang bukan hal yang jarang lagi melihat anak berseragamkan SD sudah memiliki dan menggunakan ponsel, bahkan yang generasi 2G bahkan 3G.

Dan seiring dengan bertambah luasnya pasar ponsel, kejadian tumor otak pun dari laporan kesehatan semakin meningkat jumlahnya dan yang memprihatinkan lagi, terjadi pada usia semakin muda. (Bulan lalu saya mendapati pasien yang pasca operasi tumor otak di rumah sakit saya, dan ia seorang ayah yang berusia 45 tahun!)

Lalu apa yang perlu kita lakukan untuk melindungi diri kita dan untuk bersikap waspada ? Berikut tips-tips yang saya himpun dari berbagai sumber:

1. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah bersikap waspada walaupun sekrang kita masih belum tau pasti jawaban dari adakah korelasi yang pasti antara kejadian tumor otak dengan penggunaan ponsel.

2. Karena anak-anak memiliki risiko tertinggi, sebisa mungkin menjauhkan penggunaan ponsel pada anak. Bahkan disarankan kalau bisa, anak < 18 tahun tidak pernah menggunakan ponsel sama sekali!

3. Sebisa mungkin jika di rumah gunakan telepon rumah untuk menelpon, apalagi untuk waktu yang lama.

4. Hindari menelpon dengan ponsel hingga berjam-jam. Jika memang memerlukan demikian, disarankan untuk menggunakan wired headset (bukan jenis wireless seperti bluetooth) atau menggunakan speaker phone. Radiasi dari ponsel dapat ditekan hingga 10000 kali lebih kecil jika Anda menjauhkan ponsel lebih dari 15 cm dari kepala Anda.

5. Hindari meletakkan ponsel dalam keadaan menyala di tempat tidur Anda, atau bahkan di bawah bantal kepala Anda.

6. Hindari menggunakan ponsel di daerah yang sinyalnya minim seperti di dalam mobil yang bergerak, kereta api, kamar tertutup, lift atau daerah pedesaan karena pada saat seperti demikian maka ponsel akan memancarkan radiasi dalam jumlah lebih banyak.

Semoga tulisan ini dapat menjadi perhatian kita yang memang sudah sangat bergantung dengan ponsel dalam aktivitas sehari-hari kita. Teknologi ponsel baru berkembang kurang lebih 2 dekade ini, dan selama ini ternyata memang belum ada penelitian atau observasi resmi perihal consumer safety terkait penggunaannya, tidak seperti produk makanan atau obat yang sebelum dilepas ke pasaran sudah dilakukan uji keamanan dulu.

Karena efek dari radiasi tersebut terhadap kejadian tumor otak memerlukan waktu berpuluh-puluh tahun, maka kita masih belum tahu jawaban pastinya karena belum ada studi jangka panjang sedemikian yang telah rampung dan dipublikasikan. Jadi lebih baik kita waspada.
Share this article :

0 komentar:

.

.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PROPUBLIK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger