Random Post

.
Home » » 2009, Bursa Saham Penuh Tantangan

2009, Bursa Saham Penuh Tantangan

Written By REDAKTUR on 07 January 2009 | 12:09 AM


Sumber : INILAH.COM

Perolehan dana selama 2008 sekitar Rp 78 triliun, yang berasal dari penawaran saham perdana (IPO) Rp 24,4 triliun serta right issue Rp 53,6 triliun, diindikasikan sebagai penghimpunan dana terbesar Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2000. Tapi apakah ini cukup mumpuni memikat investor tahun ini?

Seharusnya dapat menarik lebih banyak investor, karena dari rata-rata nilai transaksi harian di BEI naik 4,17% dari Rp 4,27 triliun pada 2007 menjadi 4,45 triliun pada 2008.

Tapi semua itu tergantung pada kondisi ekonomi nasional tahun ini yang diprediksi melambat seiring kelesuan ekonomi global, yang akan terkoneksi otomatis pada pertumbuhan ekonomi domestik di awal 2009, yang diestimasi 4,8%-5,8%.

Selain itu, kekeringan likuiditas, penurunan nilai ekspor yang mengimbas pada penurunan laba perusahaan dan melonjaknya tingkat pengangguran, ditambah dengan inflasi dan kepanikan pemodal akibat belum pulihnya rupiah, merupakan bayangan hitam kondisi perekonomian nasional tahun ini. Padahal instrumen-instrumen itu sebagai modal dasar bagi geliat pasar modal.

Prestasi gemilang pasar modal sebelum 2008 tampaknya sulit terulang pada semester I 2009. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melonjak 197,21% selama 2002-2008, serta asa pelaku pasar modal untuk mengais rezeki di lantai bursa pun diprediksi bakal seret awal tahun ini.

Apalagi dengan munculnya kasus penyelewengan dana nasabah oleh PT Sarijaya Permana Sekuritas, itu akan ikut mempengaruhi kepercayaan investor terhadap pasar modal.


Walaupun tidak sedikit pengamat ekonomi yang mengatakan fundamental ekonomi Indonesia bisa dibilang cukup digdaya jika dibandingkan dengan negara lain dalam menghadapi dampak krisis keuangan global.


Sementara Direktur Utama BEI Erry Firmansyah menyatakan otoritas pasar modal akan lebih konservatif dan berhati-hati dalam menyusun budget atau menyikapi perkembangan pasar modal ke depan. Terutama berkaca terhadap perkembangan pasar modal dalam tiga bulan terakhir yang tercatat menggerus aktivitas bursa.


Dari beberapa data, terekam bahwa transaksi bursa mampu bergerak di kisaran Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun saja. Bahkan sempat dalam satu hari transaksi pasca merger BEJ dan BES hanya mencetak value sebesar kurang dari Rp 1 triliun (21/10/2008).


Namun, Erry yakin dengan perbaikan beberapa hari terakhir menjelang penutupan hingga akhir perdagangan BEI tahun lalu yang menembus level 1.352,95 dengan peningkatan sekitar 12,060 poin. Itu merupakan modal awal bagi pergerakan IHSG tahun ini. Selain itu, tingginya volatilitas pasar modal selama 2008 diyakininya hanya bersifat sementara.


Senada dengan Erry, Direktur Ekuitas, Perdagangan, Riset dan Pengembangan Bisnis BEI MS Sembiring menyatakan batas bawah kejatuhan indeks pada 2008, yang bergerak di kisaran 1.100 poin, akan dijadikan dasar pemikiran rasional bagi investor untuk memasuki bursa dengan memboyong saham yang valuasinya murah lebih dulu.


Meskipun perekonomian global yang dinakhodai AS bisa sehat kembali pada semester II 2009, tetapi pemulihan pasar modal tidak selalu berpatokan pada kondisi riil. Malahan berdasarkan pengalaman, pasar modal terbukti selalu mendahului kondisi yang diperkirakan.


Sementara Analis Pasar Modal Lin Che Wei juga menyatakan pada awal semester dimungkinkan kondisi bursa bakal jatuh, meski tidak separah tahun lalu. Namun kondisi itu akan segera pulih mengingat prediksi pertumbuhan ekonomi global dan nasional yang diiringi meluapnya modal investasi ke Indonesia dan lantai bursa tentunya.


Sebenarnya, merosotnya IHSG pada 2008 bukanlah disebabkan faktor fundamental, namun lebih pada kurangnya likuiditas akibat krisis finansial. Sementara krisis yang terjadi pada 2008 sangat berbeda dengan krisis 1998, yang diakibatkan faktor internal yang hancur dari rusaknya sistem perbankan.


Kepala Riset Recapital Securities, Poltak Hotradero, kepada INILAH.COM mengungkapkan bahwa kondisi pasar modal diperkirakan masih akan konsolidasi, namun investasi asing tetap akan mengulangi penurunan.


Menyikapi proyeksi itu, Erry menyatakan otoritas bursa akan lebih konsisten menjalankan segala peraturan bursa yang ada. Ia menjelaskan beberapa peraturan mengenai transaksi beserta konsekuensi di bursa telah disiapkan guna melindungi dan meningkatkan kinerja pasar modal.


Dijadwalkan pada semester I 2009, sedikitnya ada 5-6 peraturan baru segera nampang di dinding bursa. Selain target, BEI mengharapkan ada sedikitnya 15 emiten baru masuk bursa dengan target transaksi harian Rp 2,75 triliun.


Langkah selanjutnya, upaya peningkatan investor lokal dibandingkan asing yang saat ini komposisinya 50:50, akan terus dilakukan BEI. Alasannya pemain domestik lebih tahan dalam menghadapi pelemahan ekonomi global. Juga pelaporan keuangan emiten secara berkala dan sesuai waktu akan dijadikan agenda utama BEI untuk menuju good corporate governance (GCG).

Dari situ seharusnya tak ada alasan kinerja bursa melemah.
Share this article :

0 komentar:

.

.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PROPUBLIK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger