Rapor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diprediksi tidak sekinclong tahun lalu. Penyebabnya nilai tukar mata uang rupiah yang naik turun bakal ikut menggerus pendapatan usaha dan laba bersih perusahaan milik negara tersebut.
Dari data yang dimiliki Kementrian BUMN, pendapatan dan laba pada tiga tahun terakhir menunjukkan tren peningkatan. Pada 2006, pendapatan tercatat Rp 763,01 triliun dan laba bersih mencapai Rp 53,15.
Kemudian pada 2007, pendapatan naik menjadi Rp 889,09 triliun dan laba bersih mencapai Rp 71,59 triliun. Sedangkan proyeksi 2008, pendapatan dipatok Rp 890,34 triliun dan laba menjadi Rp 81,20 triliun.
Sekretaris Menneg BUMN Said Didu menjelaskan bahwa sebenarnya dari sisi pendapatan, kinerja BUMN akan tetap positif. Meski demikian, BUMN yang memiliki utang dalam bentuk dolar bakal tertekan karena rasio utangnya membengkak. “Akibatnya, laba akan tergerus,” ujarnya di Kantor Kementerian BUMN kemarin.
Berdasar laporan sementara, BUMN yang terindikasi bakal terkena imbas pelemahan rupiah adalah PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Laba anak usaha PT Pusri tersebut diprediksi bakal terpangkas hingga ratusan miliar rupiah.. “Kinerjanya tetap bagus, hanya catatan akuntansinya yang nanti turun,” katanya.
Said mengatakan, pihaknya akan terus menginventarisir laporan BUMN terkait pelemahan nilai tukar rupiah. Yang jelas, lanjut dia, semua BUMN yang memperoleh pendapatan dalam bentuk rupiah namun memiliki utang dalam dolar bakal terkena imbas. “Nanti Desember bisa kami sampaikan,” ucapnya.
Menurut Said, sistem akuntansi laporan keuangan di Indonesia yang hanya mengacu pada kurs saat pembukaan awal tahun dengan kurs saat penutupan akhir tahun, memang tidak bisa mencerminkan kinerja riil perseroan. “Harusnya, kita bisa menggunakan kurs rata-rata,” terangnya.
Pada awal 2008, kurs rupiah ada di kisaran 9.300 per dolar AS, sedangkan kurs pada penutupan transaksi valas kemarin sudah mencapai 12 ribu. “Karena itu, kami berharap kurs penutupan pada 31 Desember nanti bisa kondusif. Jika tidak, maka kurs ini bisa langsung menggerogoti laba BUMN,” jelasnya.
Sebelumnya, Menneg Sofyan Djalil mengatakan, pihaknya menargetkan laba bersih BUMN pada 2008 sebesar Rp 81,20 triliun. Target laba tersebut dibuat dengan asumsi pendapatan total seluruh BUMN mencapai Rp 890,34 triliun. “Kami optimistis target tersebut dapat tercapai,” ujarnya.
Sofyan mengatakan, kinerja BUMN memang harus terus ditingkatkan. Sebab, selain mendorong perekonomian dari sisi modal kerja, BUMN diharapkan mampu menyerap 4,8 juta tenaga kerja langsung maupun tak langsung.
Sementara, BUMN juga diharapkan bisa mengakselerasi pengembangan UMKM baik melalui sektor perbankan atau bank-bank pelat merah, sektor penjaminan kredit melalui Askrindo dan Perum Sarana Usaha, maupun program kemitraan melalui penyisihan keuntungan.
Melalui program penjaminan, diharapkan dapat tersalur kredit kepada UMKM sekitar Rp 30 triliun. Selain itu, melalui program kemitraan, diharapkan pinjaman yang disalurkan sebesar Rp 6 triliun.
Oleh karena itu, kondisi ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah untuk mengupayakan stabilitas nilai tukar yang berkelanjutan. Masalah nilai tukar tidak hanya mempengaruhi eksportir dan importir tapi juga perusahaan pelat merah.
Home »
» Kinerja BUMN Tergerus Rupiah
Kinerja BUMN Tergerus Rupiah
Written By REDAKTUR on 22 November 2008 | 10:20 PM
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar:
Post a Comment