Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akhirnya resmi dinaikkan mulai 25 Mei 2008 pukul 00.00 WIB. Besarnya seperti yang ramai diperbincangkan sebelumnya, yakni 28,7%. Tentu, besar kenaikan ini lebih kecil dibandingkan kenaikan BBM tahun 2005, 30% pada Maret 2005 dan 120% Oktober 2005.
Seperti dinyatakan oleh beberapa pejabat negeri ini, pilihan pahit kenaikan harga BBM bersubsidi ini disebabkan makin tak terkendalinya harga minyak mentah dunia. Bahkan dalam minggu terakhir menjelang pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi, harga minyak mentah dunia menempus level 130 dolar Amerika Serikat per barelnya.
Kenaikan itu tentu bagai buah simalakama. Akan tetapi bila tidak dipilih kebijakan tersebut dikatakan beban subsidi BBM dalam APBN 2008 bertambah berat. Subsidi tersebut disebut-sebut juga tidak tepat sasaran, karena yang menikmati adalah orang mampu. Seperti diungkapkan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam berbagai kesempatan, subsidi BBM selama ini dinikmati oleh mereka yang berkecukupan karena dinikmati oleh masyarakat yang memiliki mobil pribadi.
Sama seperti tahun 2005, kenaikan harga BBM bersubsidi tahun ini juga diikuti progroam BLT (Bantuan Langsug Tunai). Data yang dipergunakan untuk program BLT tahun ini juga sama, yakni data penduduk miskin tahun 2005. Ya, meski sudah tiga tahun data itu dianggap pas buat pengambil kebijakan negeri ini.
Jumlah rumah tangga miskin (RTM) yang menerima program BLT tahun 2005 dan tahun 2008 ini kurang lebih sama, yakni 19,1 juta. Uang tunai yang dibagikan juga sama, yakni Rp 100.000 per RTM. Meski dijanjikan untuk tahun ini para orang miskin mendapat tambahan bahan makanan pokok, tapi secara keseluruhan -sekali lagi- tetap sama.
BLT tahun 2005 ada yang menganggap kurang optimal, karena masih ada kebocoran. Kala itu, beberapa kejadian kurang mengenakkan menghiasi pembagian BLT, seperti unjuk rasa kaum miskin yang tidak menerima BLT dan kejadian lainnya. Malah ada juga karena kesal mereka tidak menerima BLT, ada warga yang nekad membakar kantor kepala desanya.
Tentu untuk kejadian tersebut kita berharap agar tidak terjadi lagi pada tahun ini. Jangan sampai kebocoran atau kekurangoptimalan dalam pembagian BLT tahun 2005 tidak sama dengan tahun ini meski data yang digunakan sama.
Meski beberapa pihak pesimis terhadap pelaksanaan BLT tahun ini, tapi di awal proses pembagiannya masih belum terlihat adanya kerusuhan atau hal sejenisnya. Pada awal proses pembagian ini hanya beberapa daerah yang merasa enggan untuk melaksanakan BLT karena ada kemungkinan mereka “trauma” kejadian tahun 2005 silam.
Kantor pos yang menjadi tempat pembagian BLT kondisinya sama seperti 2005 silam. Di sana selalu disesaki penerima BLT meski pemerintah sudah menyarankan agar mereka tidak terkonsentrasi pada hari tertentu untuk mengambilnya. Memang, BLT tahun ini pengambilannya bisa dilakukan kapan pun, tidak dipatok pada hari tertentu.
Meski demikian, awal pelaksanaan program BLT tahun ini juga ditemukan beberapa penerima BLT yang ternyata sudah meninggal dunia atau pindah tempat. Ada pula warga miskin yang tidak bisa menerima BLT karena tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP) atau di tahun 2005 lalu ia belum jatuh miskin. Ya, seperti korban gempa tahun 2006 di Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Di tahun 2005 mereka masih tergolong masyarakat mampu, tapi semenjak gempa meluluhlantakkan harga bendanya, mereka kini jatuh miskin. Ironinya, mereka tidak tersentuh program BLT.
Singkat kata, data BLT tahun 2008 ini yang masih memakai data lama dinilai sebagian pihak tidak tepat, dan merupakan awal dari kekurangoptimalan program ini. Program yang disalurkan selama tujuh bulan ini mereka nilai akan sama pelaksanaannya seperti tahun 2005 silam.
Kini, akankah pendapat atau pandangan itu benar adanya? Kita lihat saja realisasinya. Tentu kita berharap agar BLT tahun ini tepat sasaran dan berguna bagi masyarakat miskin di tengah himpitan kenaikan harga berbagai barang dan jasa setelah harga BBM bersubsidi dinaikkan.
Home »
» BLT
BLT
Written By REDAKTUR on 26 May 2008 | 7:48 AM
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar:
Post a Comment