Grup musik Slank kali ini menjadi sasaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Salah satu lagunya yang berjudul "Gosip Jalanan" ternyata membuat merah telinga para wakil rakyat yang terhormat itu.
Penggalan lirik lagu itu adalah, "DPR tukang buat undang-undang dan korupsi". Alih-alih menganggap lagu tersebut sebagai sentilan, tapi mereka malah menganggap sebagai pelecehan lembaga terhormat itu.
Ketua DPR beserta Badan Kehormatan DPR pun bereaksi. Bahkan, sempat ada wacana DPR akan mempidanakan grup musik yang tengah getol menyuarakan pemberantasan korupsi ini.
Sebagai masyarakat yang "katanya" diwakili mereka, informasi tersebut tentunya terasa aneh dan menggelikan. Apalagi ketika melihat sepak terjang anggota dewan yang terhormat selama ini.
Kasus terbaru adalah tertangkapnya anggota DPR dari Fraksi Persatuan Pembangunan Al Amin Nasution. Suami pedangdut Kristina ini ditangkap di Hotel Ritz Carlton Jakarta bersama Sekda Kabupaten Bintan (Kepulauan Riau), sekretaris Sekda Kepulauan Riau, sopir, dan seorang wanita yang diduga sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).
Saat ditangkap barang bukti yang ada pada Al Amin nilainya hanya Rp 4 juta. Namun, di mobil Al Amin petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan Rp 67 juta, sehingga totalnya Rp 71 juta. Al Amin diduga terkait kasus suap/korupsi mengalihan fungsi lahan hutan lindung menjadi Hutan Tanaman Industri.
Tak Tersinggung
Sikap tersinggung dan menganggap syair lagu Slank melecehkan lembaga DPR ternyata tak dirasakan semua anggota DPR. Salah satunya yang tak ambil pusing adalah anggota FPDI Perjuangan Irmadi Lubis.
"Saya tidak merasa tersinggung sedikitpun dengan syair lagu Slank itu. Malahan, saya meminta kepada Slank untuk perbanyak lagu sindiran kepada DPR. Itu perlu dan harus," kata Irmadi Lubis usai mengantarkan Ketua Umum PDI Perjuangan ke Labuan Batu di Bandara Polonia Medan, Sumatera Utara, Rabu (9/4).
Irmadi menanggapi hal ini terkait pernyataan Badan Kehormatan (BK) DPR yang mendapatkan masukan dari para anggota-anggota dan keluarga DPR tentang lagu yang liriknya dianggap menghina DPR sebagai lembaga dan anggota DPR yang disebutkan pembuat UU untuk korupsi.
Irmadi Lubis kembali menegaskan, syair lagu milik Slank itu tidak perlu dipermasalahkan. Malahan, dengan adanya sindiran ini, bisa memacu anggota DPR untuk berbuat yang lebih baik lagi dalam kapasitasnya sebagai wakil rakyat yang kesehariannya berkantor di Senayan ini.
"Tak perlu tersinggung. Malah, harusnya bisa memacu kinerja lembaga DPR dan membantu pimpinan dewan. Banyak sekali anggaran yang dipergunakan sia-sia oleh beberapa anggota dewan. Kalau DPR kemudian gelisah dengan syair itu, ukurannya apa? Rakyat memang perlu tahu kinerja wakilnya seperti apa," tandas Irmadi.
Sementara anggota Komisi III DPR - membidangi hukum dan HAM - dari FKB, Imam Ansori Saleh mengatakan dirinya bisa saja mencari unsur pidana terkait lagu Slank yang dianggap mencemarkan nama baik lembaga DPR itu.
"Namun, soal itu (syair lagu Slank red) tak usahlah dipidanakan segala. Biarkan Slank berekspresi. Masak mau kembali seperti jaman Orde Baru saja," tukas Imam Ansori Saleh.
Terserah Masyarakat
Wakil Badan Kehormatan (BK) DPR RI Gayus Lumbuun menyatakan bahwa sikap BK yang meminta pimpinan DPR untuk tidak melanjutkan persoalan lirik lagu "Gosip Jalanan" yang dilantunkan grup musik Slank tidak ada hubungannya dengan kasus penangkapan anggota DPR Al-Amin Nur Nasution dini hari.
"Tidak ada persoalan dengan yang lain. Ini semata-mata karena kami telah cukup menyampaikan di berbagai kesempatan kemudian kami kembalikan kepada masyarakat untuk tidak sepenggal-sepenggal membaca lirik lagu tersebut," ujar Gayus dalam konferensi pers di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (9/4).
Menurut Gayus, BK tidak punya perasaan apapun apalagi mengalami kebakaran jenggot seperti yang banyak dikatakan di media massa dan menyerahkannya kepada masyarakat. "BK kembali dengan niat baik. Kalau masyarakat kebakaran jenggot ya terserah masyarakat, tapi BK tidak. Tapi kami ingin masyarakat dengan tenang membaca bait per bait patutkah lagu ini berkembang di masyarakat?" kata Gayus.
Gayus mengatakan BK menyerahkan proses evaluasi terhadap lirik lagu Slank kepada masyarakat. "Terkalah sendiri hal-hal yang termuat dalam lagu ini, evaluasi sendiri dan dinilai sendiri dan diserahkan kepada masyarakat untuk menyikapinya. Kami akan menghentikan semua sikap kami termasuk mengevaluasinya," tandasnya.
Gayus juga membantah pernyataan bahwa DPR sulit menerima kritikan dari masyarakat luas. "Kami terbuka dengan kritik tapi haruslah mengedepankan asas yang santun tentang perilaku-perilaku masyarakat. Itu tujuan kami yang baik agar masyarakat terbiasa dengan hal-hal yang etis," ujarnya.
Home »
» DPR Vs Slank?
DPR Vs Slank?
Written By REDAKTUR on 09 April 2008 | 3:11 AM
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar:
Post a Comment