
Nama Muliaman D Hadad dan Hartadi A Sarwono disebut-sebut akan diajukan sebagai calon Gubernur Bank Indonesia yang baru, menyusul penolakan paripurna DPR, Selasa (18/3), atas Agus DW Martowardojo dan Raden Pardede yang diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Seorang pejabat di kantor Sekretariat Negara mengungkapkan pemerintah tengah mempersiapkan dua calon baru dari internal BI, sementara Agus Martowardojo kemungkinan akan diajukan lagi. Alasannya, selain rapat Badan Musyawarah DPR mengizinkan, Agus juga memiliki dukungan 21 suara.
Namun, kalaupun benar dalam pencalonan tahap kedua nanti, nama Agus DW Martowardojo kembali diajukan sebagai calon Gubernur BI oleh presiden, analis menilai peluangnya menipis akibat stigma negatif yang tercipta dari penolakan DPR. Sebaliknya, pasar akan lebih menerima tampilnya wajah baru yang dinilai lebih memiliki kredibilitas dan kompentensi.
Dua syarat tersebut dimiliki oleh Muliaman D Hadad dan Hartadi A. Sarwono, yang kini sama-sama menjabat sebagai deputi Gubernur BI. Lahir di Bekasi, 3 April 1960, Muliaman pernah meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia dan gelar PhD di bidang Business and Economics, dari Monash University, Melbourne, Australia. Dia juga meraih MA dari Harvard Uiniversity, AS.
Mengawali karirnya sebagai staf umum di kantor Bank Indonesia Mataram pada 1986, ia diangkat sebagai kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan pada 2003 dan ditunjuk sebagai direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan sejak 2005.
Kini ia juga aktif dalam kepengurusan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sebagai sekjen dan dosen di beberapa perguruan tinggi di Jakarta. Muliaman diangkat sebagai deputi Gubernur Bank Indonesia sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 69/P Tahun 2006, 22 Desember 2006.
Tak kalah dengan Muliaman, Hartadi A Sarwono juga punya latar belakangan akademis yang cukup panjang. Kelahiran Jakarta, 10 Agustus 1952, ini menyelesaikan sarjana di Institut Teknologi Bandung. Dari studi lanjutannya di University of Oregon, Eugens-Oregon, Amerika Serikat, ia juga memperoleh gelar MA di bidang Macroeconomics dan PhD di bidang Monetary Theory and Policy.
Karirnya di BI diawalinya sebagai staf pada 1980. Pada 1997-1990 ia menjabat sebagai deputi direktur di Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, kemudian pada 2000 ia dipercaya memimpin direktorat tersebut. Pada 2003, ia menjabat sebagai kepala Perwakilan Bank Indonesia di Tokyo.
Karir Hartadi di BI terus meningkat ketika ia diangkat sebagai deputi Gubernur Bank Indonesia sesuai Keputusan Presiden NO.102/M TAHUN 2003, tertanggal 13 Juni 2003.
Dengan demikian, dalam pencalonan gubernur BI tahap kedua kelak, akan ada dua kandidat dari dalam bank sentral. Sementara itu, hasil Rapat Bamus DPR menyebutkan, dalam kesempatan kedua nanti, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dapat memasukkan tiga nama calon. Calon lainnya boleh jadi Agus Martowardojo.
Pemerintah dan DPR hanya memiliki waktu hingga Mei 2008 untuk memilih gubernur BI yang baru. Ini karena masa jabatan Burhanuddin Abdullah akan segera berakhir.
Sebelumnya Menko Perekonomian Boediono mengisyaratkan agar kursi Gubernur BI diisi oleh generasi muda dari internal bank sentral. Muliaman dan Hartadi merupakan kelompok muda yang dinilai bersih, cerdas, dan kredibel.
Kepastian soal siapa yang akan diajukan nanti, semua kembali pada putusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tentunya setelah berunding dengan wakil presiden dan sejumlah menteri terkait.
0 komentar:
Post a Comment