Random Post

.
Home » , , » Kualitas Manajemen PT.KAI Buruk

Kualitas Manajemen PT.KAI Buruk

Written By REDAKTUR on 28 January 2011 | 5:06 PM


Di awal tahun 2011 ini lagi-lagi masyarakat konsumen kereta api harus menderita. Kecelakaan kereta api yang dinilai disebabkan oleh buruknya manajemen perusahan pelat merah ini kembali terjadi kemarin, 28 Januari. Kereta api Mutiara Selatan bertabrakan dgn Kutojaya. Indikasi awal, kecelakaan ini disebabkan oleh kelalaian petugas pengatur kereta api.

Sudah kesekian kalinya faktor kelalaian manusia dijadikan alat untuk menjustifikasi setiap kecelakaan. Lagi-lagi yang dikorbankan adalah pegawai bawahan yang bertugas berdasarkan prosedur standar operasi yang telah digariskan oleh manajemen. Namun, manajemen tetap merasa tak ada sesuatu yang harus diperbaiki sepertinya.

Berbicara tentang perkeretaapian di negeri ini sejatinya sungguh memilukan. Meski manajemen berganti, namun tetap saja pelayanan jasa perkeretaapian kurang manusiawi. Apalagi untuk kelas ekonomi, di mana kelas ini mayoritas masyarakat yang mempergunakannya. Janji manajemen untuk memperbaiki kualitas layanan hanyalah tinggal janji. Tetap saja, kesan kumuh dan minim fasilitas sangat terlihat. Fasilitas toilet yang ada di tiap gerbong misalnya, tidak dapat digunakan karena penuh barang atau dipergunakan untuk duduk orang lantaran begitu penuhnya gerbong kereta. Belum lagi faktor keamanan yang terlihat diabaikan oleh manajemen PT.KAI.

Kereta api kelas bisnis kondisinya tak jauh berbeda. Pemandangan penumpang yang terpaksa duduk di lantai ataupun dekat pintu gerbong begitu mudah dijumpai. Mereka terpaksa membeli tiket tanpa tempat duduk karena petugas di stasiun tetap saja menjual tiket meskipun tempat duduk habis. Apalagi kondisi ini diperparah dengan ulah oknum petugas di stasiun yang bekerja sama dengan calo tiket. Selain itu fasilitas di kelas bisnis juga kurang memadai, kotor, dan terkesan di bawah standar kelasnya.

Lantas, kelas eksekutif kini kondisinya juga mengalami terdegradasi. Ulah oknum petugas kereta api yang membiarkan praktik jual beli tempat duduk di gerbong restorasi menjadikan kenyamanan menikmati jasa kelas eksekutif menjadi berkurang. Belum lagi fasilitas makanan yang di awal-awal peluncurannya dapat dinikmati penumpang. Kini penumpang hanya mendapati pelayanan ala kadarnya dan jauh dari standar kelas eksekutif. Belum lagi faktor keamanan yang kerap dikeluhkan penumpang. Hal ini lantaran adanya penyusup yang bisa leluasa masuk ke gerbong penumpang.

Singkat kata, manajemen harus direformasi gaya dan juga orangnya. Bukankah demikian?
Share this article :

1 komentar:

Enno said...

mas kun, pa kabar? aku masih di garut niy... :P

.

.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PROPUBLIK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger