Random Post

.
Home » » JK-HNW Buat 2009???

JK-HNW Buat 2009???

Written By REDAKTUR on 18 April 2008 | 2:35 AM

Pernyataan Ketua Fraksi Partai Golkar DPR Priyo Budisantoso soal kemungkinan menyandingkan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla dengan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menjadi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam pilpres 2009, diprediksi sebagai strategi yang belum tentu berhasil, karena duet itu belum layak jual.

Bila mengacu pada hasil survei terkini yang sudah dilakukan, figur Jusuf Kalla belum layak jual dalam pertarungan Pilpres 2009 nanti. "Untuk sekarang ini rencana menduetkan Pak Jusuf Kalla dengan Hidayat Nur Wahid cukup berat. Survei yang sudah dilakukan, dukungan kepada Pak JK untuk menjadi capres, masih 3-4 persen saja. Hasil ini tentu didasari dengan hasil kinerja duet pemerintahan SBY-JK selama tiga tahun ini," kata Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari, seperti dilansir kompas.com, Jumat (18/4).

Qodari bahkan berani memprediksi, popularitas Jusuf Kalla untuk menjadi salah satu kandidat capres tidak akan melonjak naik. Satu yang menjadi alasan utamanya adalah kinerja pemerintahan SBY-JK, bila tak mampu juga mengangkat perekonomian menjadi lebih baik untuk rakyat.

"Tingkat kesukaan masyarakat kepada seorang figur, salah satunya yang dianggap bisa meningkatkan perekonomian. Tentu saja, analisa ini berdasar hasil survey yang sudah dilakukan kepada masyarakat," paparnya.

Sebelumnya, Ketua FPG DPR Priyo Budisantoso kepada wartawan mengungkapkan, ada beberapa opsi yang akan diambil oleh Golkar dalam menghadapi pertarungan Pemilu 2009. Pertama, mempertahankan duet SBY-JK, mengusung calon sendiri bila Golkar mendapat suara signifikan, menduetkan Jusuf Kalla dengan Hidayat Nur Wahid, dan terakhir melakukan koalisi dengan PDI Perjuangan.

Sementara untuk figur Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, M Qodari menilai, untuk saat ini tingkat popularitasnya masih sangat terbatas. Apalagi, harus mendongkrak popularitas Jusuf Kalla dalam Pemilu 2009 nanti sebagai capres. Survei terkini versi Indobarometer, figur Presiden SBY masih di atas, namun cenderung turun popularitasnya.

"Hidayat Nur Wahid belum bisa mendongkrak perolehan suara untuk Pak Jusuf Kalla dalam Pemilu nanti," jelasnya.

Meski semua kalangan sekarang ini berani menilai, bila mengacu pada mesin politik PKS, sudah teruji kinerjanya. Acungan jempol bagi kerja mesin PKS adalah, mampu bekerja dan memberikan suara signifikan terhadap jago PKS dalam pertarungan Pilgub Jawa Barat serta Pilgub Sumatera Utara.

"Mesin politk PKS sangat bagus, sementara jaringan Partai Golkar juga cukup luas. Tapi, dalam pemilihan langsung, syarat utamanya adalah daya tarik figur yang dicalonkan. Mesin kuat, tetap tak bisa menang bila figur terlalu lemah," papar Qodari.

"Yang ideal, mesin politik kuat, jaringan kuat serta figur yang layak jual pula. Dalam Pilgub Jabar misalnya, jago PKS punya daya jual yang tinggi sehingga bisa mendapat suara signifikan," katanya lagi.

Qodari kemudian menyatakan, figur Ketua MPR Hidayat Nur Wahid akan lain nasibnya, bila pada Pilpres 2009 mendatang disandingkan dengan jago dari PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dibanding dengan Jusuf Kalla.

"Dalam survei, semua figur disanding-sandingkan. Kalau menyandingkan duet Jusuf Kalla-Hidayat Nur Wahid atau Megawati-Hidayat Nur Wahid, maka yang kemungkinan menang adalah bila figur PKS ini bersanding dengan jago dari PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, " ungkap Muhammad Qodari.
Share this article :

0 komentar:

.

.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PROPUBLIK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger