Random Post

.
Home » » George Soros : Saat Ini Terjadi Krisis Keuangan Terburuk

George Soros : Saat Ini Terjadi Krisis Keuangan Terburuk

Written By REDAKTUR on 03 April 2008 | 11:18 PM

Miliuner George Soros mengatakan krisis keuangan yang terjadi saat ini merupakan yang terburuk sejak depresi besar. Dia memperhitungkan pasar akan semakin jatuh tahun ini setelah mengalami sedikit pemulihan.

“Kami dulu punya dasar yang baik. Ini mungkin tidak membuktikan akhir dari dasar itu,” ujar Soros seraya merujuk pada kenaikan saham dan nilai tukar dollar AS setelah persetujuan pembelian Bear Stearns Co oleh JPMorgan Chase & Co.

Ia menambahkan, pemulihan itu mungkin hanya berlangsung enam minggu hingga tiga bulan karena AS semakin dekat ke resesi.

Musim panas lalu, karena kekhawatiran mengenai gangguan pasar yang dimulai dengan meningkatnya kredit macet di subprime mortgage, Soros kembali berperan aktif dalam mengelola Quantum Endowment Fund yang bernilai US$ 17 miliar.

Keuntungan dari yayasan itu digunakan untuk membiayai proyek-proyek filantropis. Quantum sebelumnya mengembalikan rata-rata 30% per tahun sebelum Soros mulai menggunakan pengelola dari luar perusahaan pada 2000 untuk mengelola sebagian besar uangnya.

Soros sebelumnya sudah memperkirakan terjadinya penurunan nilai tukar dolar AS, surat utang pemerintah berjangka 10 tahun, serta saham-saham AS dan Eropa.

Ia memproyeksikan mata uang asing akan meningkat termasuk ekuitas-ekuitas di China dan India. Taruhan terakhirnya membantu Quantum mencari tingkat pengembalian 32% pada 2007. Tingkat pengembalian Quantum tahun ini terlah mencapai kisaran angka di atas 3% hingga di bawah 3%.

Menurut Soros, keengganan untuk menyimpan dalam dolar AS semakin meningkat meski sebenarnya kurang ada alternatif yang cocok. “Ini masa ketidakpastian yang tinggi.”

Soros juga memprediksi Federal Reserve tidak punya banyak ruang untuk menurunkan suku bunganya lebih lanjut, setelah terakhir melakukan pemangkasan 75 basis poin menjadi 2,25% yang akhirnya berkontribusi pada pelemahan dolar AS.

Organisasi bagi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dalam laporannya yang terbit pertengahan Maret lalu mengatakan ekonomi AS kini jelas bergerak turun jika tidak mengalami kontraksi besar. Hal itu diindikasikan dari berlanjutnya pelemahan investasi di sektor perumahan residensial dan penyerapan tenaga kerja di dua bulan pertama tahun ini.

“Di AS dampak langsung dari jatuhnya investasi di sektor perumahan telah mengurangi 1% pertumbuhan PDB dua tahun terakhir dan akan terus berlangsung seperti itu tahun ini,” tulis laporan yang terpampang dalam situs resmi organisasi tersebut.

Pendapatan riil rumah tangga di AS mengalami penurunan akibat tingginya harga energi dan makanan meski di kawasan pengguna euro dan di Jepang, apresiasi mata uang berupaya memberikan kompensasi.

OECD memperkirakan AS akan mencatat pertumbuhan 0,1% pada kuartal I 2008 dan kemudian 0% pada kuartal II 2008 setelah pada 2007 mencatat pertumbuhan 2,2%. Negara-negara G-7 pada kuartal I/2008 diprediksi OECD akan mencatat pertumbuhan 0,3% dan 0,2% pada kuartal II/2008.
Share this article :

0 komentar:

.

.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PROPUBLIK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger